2008/09/13

Basuhkan Cinta kepada Siswa


by . Tabrani Yunis.

Sebagian guru sering mengeluhkan tentang kelakuan atau perangai anak didik yang konon sudah sangat sulit diatur. Kata mereka, anak-anak malas belajar, suka bolos, tidak mau memperhatikan guru saat menerangkan pelajaran, suka mengganggu teman dan sebagainya.

Inilah sejumlah tuduhan yang dialamatkan kepada anak dan masih banyak penilaian negatif lainnya yang mungkin terdidentifikasi bila kita suatu saat berdiskusi dengan guru.

Keluhan guru terhadap anak, cendrung meletakan kesalahannya kepada naka. Benar dan bisakah bila hanya anak didik yang disalahkan? Mungkin bisa, tetapi alangkah arif bila guru mau padadiri sendiri, misalnya, apakah cara guru mengajar sudah baik dan menarik?

Sudah cukup kreatifkah pembelajaran yang disajikan guru?. Pertanyaan ini sangat jarang hadir dalam diri guru. Apalagi di kalangan guru yang yang kapasitasnya rendah.

Tentu sangat tidak adil dan ironis, bila guru hanya melihat kesalahan para peserta didik saja. Padahal, munculnya perangai dan tingkah laku yang dikatakan menyimpang tersebut bukan hanya disebabkan oleh satu factor yakni anak saja, tetapi ada factor-faktor lain yang bersumber dari guru. Seharusnya guru bisa mengidentifikasi factor-faktor penyebabnya, baik internal, maupun eksternal.

Kelas Tanpa Cinta

Kiranya, bila kita mau melihat ke dalam kelas saat ini, banyak factor yang menyebabkan perubahan tingkah laku atau perangai para siswa seperti disebutkan di atas. Salah satu penyebabnya adalah guru. Kesalahan guru adalah karena guru tidak mampu menghadirkan rasa suka bagi peserta didik untuk belajar. Guru banyak yang tidak mampu membangun motivasi anak untuk belajar.

Pertanyaanya, bagaimana anak-anak termotivasi , kalau cara guru mengajar tidak menarik dan sangat monoton? Tentu sangat membosankan, bukan? Jangankan anak didik, guru sendiri juga tidak tertarik mengikuti sebuah proses pembelajaran kalau proses tersebut tidak menarik.

Jujur saja, bila kita melongok ke dalam kelas, barangkali kita bisa menyaksikan betapa gersang dan membosankan kelas kita. Suasana kelas tampak tidak ada keteduhan, tidak ada keindahan karena di sudut ruang itu tidak ada cinta. Bisa dibayangkan, sebuah kelas yang kering akan nuansa cinta atau tanpa cinta sangat tidak menarik. Menjadi sangat monoton.

Yang ada hanya rutinitas pembelajaran klasik dan monoton. Nah, Kalau ini realitasnya, siapa yang tidak bosan? Oleh sebab itu, kala, peserta didik tidak termotivasi, intrinsik maupun ekstrinsik, akibatnya pencapaian target sebuah pembelajaran akan sulit diharapkan. Maka, guru perlu mengahdirkan cinta di ruang kelas agar anak-anak bisa betah di kelas.

Menumbuhkan cinta

Bagaimanakah guru bisa menghadirkan cinta di ruang kelas? Sulitkah? Mungkin tidak. Asal kita mau, banyak jalannya. Sederhana saja. Tentu saja, sang guru harus memahami makna cinta yang akan dihadirkannya ke ruang kelas itu.

Kiranya, seperti kata orang terdahulu, banyak jalan menuju Makkah. Oleh sebab itu, dalam tulisan yang singkat ini, ada beberapa hal penting yang perlu dilakukan para guru untuk menghadirkan cinta di ruang kelas. Pertama, seperti kata orang, bahwa cinta itu tumbuh diawali oleh rasa suka. Kalau rasa suka mulai tumbuh, konon,lama-lama berkembang menjadi cinta.

Untuk menumbuhkan rasa suka dan cinta akan sebuah pelajaran, maka pembelajaran itu harus menarik. Pembelajaran yang menarik adalah pembelajaran yang dilakukan secara demokratis, kreatif dan inovatif.

Kedua, cinta bisa berarti saling memahami, saling mengerti. Maka, agar sebuah pembelajaran bisa berjalan dengan penuh cinta, maka seorang guru, idealnya memahami dan mengerti benar dengan peserta didik yang diajarkannya.

Ketiga, kata para pujangga, yang namanya cinta adalah saling berbagi (sharing each other). Ini berarti, bahwa sebenarnya guru bukanlah segalanya, yang selalu menggurui, tetapi cukup sebagai fasilitator saja. Untuk itu, Guru harus sadar bahwa di dalam diri peserta didik, ada potensi.

Tinggal dipancing saja, lalu kemudian dikembangkan. Apa yang harus dilakukan oleh guru adalah memancing dan mengembangankan potensi yang ada dalam diri peserta didik secara maksimal.

Keempat, dalam cinta, ada yang namanya saling menghargai. Guru harus menghindari agar peserta didik tidak malu dalam sebuah proses pembelajaran. Tentu saja, masih banyak lagi hal yang perlu dilakukan guru untuk menghadirkan cinta di ruang kelas. Misalnya, seorang guru harus mampu memahami masalah atau realitas ruang kelas.

Agar cinta juga tumbuh dan bersemi di ruang kelas, ada hal yang perlu dilakukan pertama sekali saat memulai pelajaran di awal semester oleh seorang guru adalah membangun konsensus bersama. Membuat kontrak belajar secara bersama, setalah melalui sebuah proses identifikasi masalah yang dilakukan secara partisipatif.

Guru bersama siswa saling menggali masalah apa saja yang ada di dalam ruang kelas yang membuat sebuah pembelajaran menjadi gagal atau tidak berhasil. Setelah masalah-masalah itu ditemukan dan dibuat dalam sebuah list, maka langkah selanjutnya adalah mencoba menganalisis bersama terhadap masalah-masalah yang muncul atau yang diekspresikan oleh para peserta didik.

Tatkala mereka menyadari begitu masalah yang mereka hadapi dan mereka telah menganalisisnya secara bersama, maka sejumlah kondisi buruk yang ditemukan di ruang kelas itu, kemudian guru bisa bertanya kepada peserta didik apa yang harus diperbaiki dan harus dilakukan agar kondisi belajar lebih menarik dan kreatif.

Di sini siswa diajak menuju masa depan yang diidamkan. Bisa satu tahun ke depan, bisa dua tahun atau tiga tahun ke depan. Artinya, guru bersama peserta didik membuat visi bersama yang harus dicapai.

Kalau mereka sudah memiliki visi dan misi yang demikian, maka sang guru bisa menyusun rencana strategis selama satu semester atau dua semester dengan menganalisis kebutuhan sumber daya serta strategi untuk mencapai visi, misi dan tujuan yang sudah dibangun bersama.

Bila hal ini sudah dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah menjaga cinta itu tetap menyala. Di sinilah mungkin, sosok guru seperti Ryan Reynold atau David Paymer yang digambarkan sebagai guru kreatif dalam film School of Life, diperlukan. Sosok guru yang kritis, kreatif dan inovatif adalah sosok guru yang bisa menghadirkan cinta di ruang kelas.

Begitu mudah sebenarnya bagi guru untuk menghadirkan cinta di ruang kelas. Menghadirkan cinta di ruang kelas adalah sesuatu yang sangat penting. Kata orang,kalau cinta sudah melekat, apapun yang kita suruh, peserta didik akan lalukan. Bahkan peserta didik akan belajar sendiri tanpa harus disuruh dan dipaksa.

Kelas semakin indah bila guru mau membumbui pembelajarannya dengan permainan dan diiringi dengan sikap humoris, berpikiran terbuka, kreatif, inovatif dan yang lain-lain.

Kalau hal-hal semacam ini dimiliki oleh guru, maka jangan pernah takut kalau para peserta didik akan membawa nama guru menjadi popular, karena guru yang seperti ini sering menjadi guru favorit di sebuah sekolah, tanpa harus ada legitimasi sebagai guru berprestasi atau predikat guru teladan. Selamat mencobanya Pasti sukses. Semoga saja.

Penulis Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh

the journalist refers to scooters



the journalist refers to scooters as "miniature motorcycles".

Ike makes landfall in Galveston, Texas

Widespread flooding, power outages reported

Last Updated: Saturday, September 13, 2008 | 9:18 AM ET CBC News

Stretching 965 kilometres in width, the storm made landfall at the island city of Galveston at 2:10 a.m. local time, the U.S. National Hurricane Center said.

Thousands of homes were flooded and roads were washed out, according to emergency officials. Nearly three million people have lost power to their homes.

Forecasters predicted the Category 2 hurricane's storm surge waves could reach up to seven metres high on the coast.

In Galveston, tens of thousands of residents decided to not evacuate the area, city manager Steven LeBlanc said. Nearly 100 per cent of the population left ahead of Hurricane Rita three years ago.

Fire crews rescued about 300 people who tried to flee the island at the last minute. They were found walking through flooded streets late Friday.

The hurricane drove a wall of water over Galveston and submerged a five-metre seawall built more than 100 years ago to protect the city.

About 80 kilometres inland, Ike also battered downtown Houston, shattering windows of several skyscrapers that house some of the world's largest energy companies.

Around 8 a.m. local time Saturday, Ike weakened to a Category 1 storm as it moved inland, 30 kilometres south-southeast of Huntsville, Texas. Its maximum winds slowed to 144 km/h.

The storm has idled more than a fifth of U.S. oil production. Some 4,000 offshore oil rigs dot the Gulf Coast.

U.S. President George W. Bush said his government intends to monitor gasoline prices to make sure there is no price gouging.

Bush said his administration has also suspended Environmental Protection Agency waivers on some reformulated gasoline to make it easier for foreign imports to reach the U.S. market.

"The storm has yet to pass and I know there are people concerned about their lives," Bush said in remarks from the south lawn of the White House after he participated in video conference with Homeland Security Secretary Michael Chertoff and David Paulison, head of the Federal Emergency Management Agency.

With files from the Associated Press


2008/05/15

Ahtisaari Puji Proses Damai di Aceh



Senin, 5 Mei 2008, 23:12 WIB

report by dara, sumber Acehkita.Com


Banda Aceh, acehkita.com. Mantan Presiden Finlandia Martti Ahtisaari, mengaku bangga melihat perjalanan proses damai di Aceh. Menurutnya hal ini tidak mudah dicapai dalam waktu yang amat singkat, tapi untuk Aceh semua telah berjalan baik.
Hal ini dikatakan Ahtisaari, saat melakukan kunjungannya ke gedung Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA). Di hadapan sejumlah wartawan, dia menyebutkan, baru saja melakukan kunjungan ke beberapa daerah bagian tenggara dan tengah Aceh. “Saya berharap bisa mengunjungi daerah lainya di Aceh, ketika saya kembali tahun depan. Suasananya sangat menyenangkan,” ujarnya. Ahtisaari juga menjelaskan, bahwa kunjungannya ke Aceh kali ini untuk menyaksikan secara langsung berbagai perkembangan yang terjadi di Aceh seiring dengan berjalannya proses damai di Aceh. ”Saya yakin ini akan terus berjalan baik, saya juga bangga melihat perkembangan yang baik ini dalam waktu yang sangat singkat,” katanya. Terkait dengan kasus Atu Lintang, yang sempat mengejutkan banyak pihak, Ahtisaari mengatakan, untuk waktu yang sangat singkat ini beberapa insiden memang biasa terjadi. ”Dan saya melihat ini sudah ditangani dengan baik oleh petugas penegak hukum dan dengan aturan hukum.” Sementara itu dalam dialognya dengan anggota dewan Aceh, sejumlah anggota Dewan mempertanyakan beberapa hal yang masih belum berjalan tuntas terkait dengan kesepakatan MoU Helsinki. Salah satu anggota komisi A DPRA, Bachrum Rasyid mempertanyakan tentang keberadaan sembilan mantan anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM), yang dilaporkan hingga kini masih berada dalam bui. ”Mereka ini memang terbukti terlibat dalam kasus politik, dan mengapa mereka belum mendapat amnesti? Bukankah ini tidak sesuai dengan isi MoU,” ungkap Bachrum di hadapan forum. Ahtisaari menjelaskan masalah amnesti merupakan hal yang rumit, dan kondisi ini bukan hanya terjadi Indonesia. ”Untuk negara yang mengalami hal yang sama, juga terjadi hal yang serupa dan mereka membutuhkan waktu yang panjang,” Jelas pimpinan Crisis Management Insiatif (CMI) ini. "Untuk ini akan ada jalan lain, mungkin ada solusi lain bukan dalam bentuk amnesti," jawabnya. Selain bertemu dengan Gubernur Aceh Irwandi Yusuf dan anggota DPRA, Ahtisaari juga dijadwalkan berkunjung ke Mapolda Aceh dan markas Kodam Iskandar Muda. [adw]

2008/05/10

Semenanjung Malaysia

Semenanjung Malaysia atau dahulunya dikenali sebagai Tanah Melayu merupakan salah satu bahagian daripada Persekutuan Malaysia. Semenanjung Malaysia terdiri daripada 11 buah negeri dan Wilayah Persekutuan yang terdiri daripada Pulau Labuan, Kuala Lumpur, dan Putrajaya. Negeri negeri tersebut ialah Kelantan, Terengganu, Pahang, Johor, Melaka, Negeri Sembilan, Selangor, Perak, Kedah, Pulau Pinang dan Perlis.

Semenanjung Malaysia bersempadanan dengan
Thailand di bahagian utara dan Singapura di selatan. Manakala di sebelah baratnya, merentasi Selat Melaka ialah pulau Sumatra, Indonesia. Malaysia Timur terletak di sebelah timur Semenanjung Malaysia merentasi Laut China Selatan.
Kesemua negeri di Tanah Melayu diketuai oleh sultan atau raja kecuali
Wilayah Persekutuan, Melaka dan Pulau Pinang.

http://ms.wikipedia.org/wiki/Semenanjung_Melayu

Negeri itu Beraroma Aceh

Aceh merupakan negeri yang amat kaya dan makmur pada masanya. Menurut seorang penjelajah asal Perancis yang tiba pada masa kejayaan Aceh di zaman Sultan Iskandar Muda Meukuta Perkasa Alam, kekuasaan Aceh mencapai pesisir barat Minangkabau. Kekuasaan Aceh pula meliputi hingga Perak.

Seri Sultan Iskandar Muda kemudian menikah dengan seorang Puteri dari Kesultanan Pahang. Puteri ini dikenal dengan nama Putroe Phang. Konon, karena terlalu cintanya sang Sultan dengan Isterinya, Sultan memerintahkan pembangunan Gunongan di tengah Medan Khayali (Taman Istana) sebagai muzeum cintanya. Kabarnya, sang puteri selalu sedih karena memendam rindu yang amat sangat terhadap kampong halamannya yang berbukit-bukit. Oleh kerananya Sultan membangun Gunongan untuk mengubati rindu sang puteri.
Hingga saat ini Gunongan masih dapat disaksikan dan dikunjungi.

Pada
abad ke-16, Ratu Inggeris yang paling berjaya Elizabeth I sang Perawan, mengirim utusannya bernama Sir James Lancester kepada Kerajaan Aceh dan pula mengirim surat bertujuan "Kepada Saudara Hamba, Raja Aceh Darussalam." serta seperangkat perhiasan yang tinggi nilainya. Sultan Aceh kala itu menerima maksud baik "saudarinya" di Inggeris dan mengizinkan Inggeris untuk berlabuh dan berdagang di wilayah kekuasaan Aceh. Bahkan Sultan juga mengirim hadiah-hadiah yang amat berharga termasuk sepasang gelang dari batu rubi dan surat yang ditulis diatas kertas yang halus dengan tinta emas. Sir James pun dianugerahi gelar "Orang Kaya Putih". Hubungan yang misra antara Aceh dan Inggeris dilanjutkan pada masa Raja James I dari Inggeris dan Scotlandia. Raja James mengirim sebuah meriam sebagai hadiah untuk Sultan Aceh. Meriam tersebut hingga kini masih terawat dan dikenal dengan nama Meriam Raja James.

Selain Kerajaan Inggeris, Pangeran Maurits -pendiri dinasti Oranje- juga pernah mengirim surat dengan maksud meminta bantuan Kesultanan Aceh Darussalam. Sultan menyambut maksud baik mereka dengan mengirimkan rombongan utusannya ke Belanda. Rombongan tersebut dipimpin oleh Tuanku Abdul Hamid. Rombongan inilah yang dikenal sebagai orang
Indonesia pertama yang singgah di Belanda. Dalam kunjungannya Tuanku Abdul Hamid sakit dan akhirnya meninggal dunia. Beliau dimakamkan secara besar-besaran di Belanda dengan dihadiri ileh para pembesar-pembesar Belanda. Namun karena orang Belanda belum pernah memakamkan orang Islam, maka beliau dimakamkan dengan cara agama nasrani di pekarangan sebuah Gereja. Kini di makam beliau terdapat sebuah prasasti yang dirasmikan oleh Mendinag Yang Mulia Pangeran Bernard suami menidiang Ratu Juliana dan Ayahanda Yang Maha Mulia Ratu Beatrix.

Pada masa Iskandar muda, Kerajaan Aceh mengirim utusannya untuk menghadap sultan
Empayar Turki Uthmaniyyah yang berkedudukan di Konstantinompel. Kerana saat itu, sultan Turki Uthmaniyyah sedang gering maka utusan kerajaan Aceh terluntang-lantung demikian lamanya sehingga mereka harus menjual sedikit demi sedikit hadiah persembahan untuk kelangsungan hidup mereka. Lalu pada akhirnya ketika mereka diterima oleh sang Sultan, persembahan mereka hanya tinggal Lada Sicupak atau Lada sekarung. Namun sang Sultan menyambut baik hadiah itu dan mengirimkan sebuah meriam dan beberapa orang yang cakap dalam ilmu perang untuk membantu kerajaan Aceh. Meriam tersbut pula masih ada hingga kini dikenal dengan nama Meriam Lada Sicupak. Pada masa selanjutnya sultan Turki Uthmaniyyah mengirimkan sebuha bintang jasa kepada Sultan Aceh.

Kerajaan Aceh pula menerima kunjungan utusan Diraja Perancis. Utusan Raja Perancis tersebut semula bermaksud menghadiahkan sebuah cermin yang amat berharga bagi Sultan Aceh. Namun dalam perjalanan cermin tersebut pecah. Akhirnya mereka mempersembahkan seripah cermin tersbut sebagai hadiah bagi sang Sultan. Dalam bukunya Danis Lombard mengatakan bahwa Sultan Iskanda Muda amat menggemari benda-benda berharga. Pada masa itu, Kerajaan Aceh merupakan satu-satunya kerajaan melayu yang memiliki Bale Ceureumin atau Hall of Mirror di dalam Istananya. Menurut Utusan Perancis tersebut, Istana Kesultanan Aceh luasnya tak kurang dari 2 kilometer. Istana tersbut bernama Istana Dalam Darud Dunya. Didalamnya meliputi Medan Khayali dan medan Khaerani yang mampu menampung 300 ekor pasukan gajah. Sultan Iskandar muda juga memerintahkan untuk memindahkan aliran sungai Krueng Aceh hingga mengaliri istananya. Disanalah sultan acap kali berenang sambil menjamu tetamu-tetamunya.

Kerajaan Aceh sepeninggal Sultan Iskandar Thani mengalami kemunduran yang terus menerus. Hal ini disebabkan kerana naiknya 4 Sultanah berturut-turut sehingga membangkitkan amarah kaum Ulama Wujudiyah. Padahal, Seri Ratu Safiatudin Seri Ta'jul Alam Syah Berdaulat Zilullahil Filalam yang merupakan Sultanah yang pertama adalah seorang wanita yang amat cakap. Beliau merupakan puteri Sultan Iskandar Muda dan Isteri Sultan Iskandar Thani. Beliau pula menguasai 6 bahasa, Spanyol, Belanda, Aceh, Melayu, Arab, dan Parsi. Saat itu di dalam Parlemen Aceh yang beranggotakan 96an orang, 1/4 diantaranya adalah wanita. Perlawanan kaum ulama Wujudiyah berlanjut hingga datang fatwa dari Mufti Besar Mekkah yang menyatakan keberatannya akan seorang Wanita yang menjadi Sultanah. Akhirnya berakhirlah masa kejayaan wanita di Aceh.

Pada masa perang dengan Belanda, Kesultanan aceh sempat meminta bantuan kepada perwakilan Amerika Serikta di Singapura yang disinggahi Panglima Tibang Muhammad dalam perjalanannya menuju Pelantikan Kaisar Napoleon III di Perancis. Aceh juga mengirim Habib Abdurrahman untuk meminta bantuan kepada Empayar Turki Uthmaniyyah. Namun Empayar Turki Uthmaniyyah kala itu sudah mengalami masa kemunduran. Sedangkan Amerika menolak campur tangan dalam urusan Aceh dan Belanda.

Setelah satu tahun perang, Sultan Aceh Mahmmud Syah mangkat karena wabah Kolera. Kerabat Sultan, Sultan Muhhamad Dawud Syah ditabalkan sebagai Sultan di Masjid Indra Puri. Sultan M. Dawud akhirnya meyerahkan diri kepada belanda pada tahun 1903 setelah dua Isterinya, anak serta Ibondanya terlebih dahulu ditangkap oleh Belanda. Kesultanan Aceh akhirnya jatuh seluruhnya pada tahun 1904. Istana Kesultanan Aceh kemudian di luluhlantakkan dan diganti dengan bagunan baru yang sekarang dikenal dengan nama Pendopo Gubernor.




source : http://ms.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Aceh